Surabaya, Jawa Timur-wapresri.go.id Banyaknya jumlah penduduk Indonesia menyebabkan Indoonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah terbesar. Untuk itu perlunya dukungan semua pihak dalam mewujudkan Indonesia bersih sampah.

“Program Indonesia Bersih Sampah 2020 tentu merupakan pekerjaan yang keras dan berat. Oleh karena itu harus terus dilakukan banyak upaya secara bersama-sama dalam menanggulangi permasalahan sampah,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menghadiri Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2017, Selasa (28/2/2017) di Taman Surabaya, Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur.

Di awal sambutannya, Wapres menyinggung musibah longsor yang menelan korban 157 jiwa 12 tahun lalu, tepatnya 21 Februari 2005, di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Leuwigajah, Bandung, Jawa Barat. Hal ini akibat dari pengelolaan sampah yang kurang baik, padahal di kota itu banyak ahli planologi. Sejak saat itu, setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Sampah Nasional.

Menurut Wapres, sampah merupakan bagian dari kehidupan dan tidak bisa dihilangkan, berubah sesuai perkembangan zaman. Sampah bisa menjadi kawan dan juga bisa menjadi lawan tergantung bagaimana mengelolanya.

“Kalau sampah dianggap berbahaya maka dapat merusak lingkungan dan dapat menjadi penyakit. Kalau sampah dianggap sebagai teman, maka sampah dapat menjadi energi listrik dan menjadi pupuk,” tutur Wapres.

Lebih jauh Wapres mengungkapkan, Indonesia memiliki beragam peraturan tentang pengelolaan sampah, mulai dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, hingga Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah. Namun sayangnya aturan-aturan tersebut belum diimplementasikan secara optimal.

“Kalau sekiranya bangsa ini bisa maju dengan aturan, maka Indonesia sudah menjadi negara paling baik di dunia ini,” kata Wapres mengilustrasikan.

Oleh karena itu, Wapres mengingatkan, Peringatan Hari Sampah Nasional ini, bukan hanya untuk mensosialisasikan undang-undang pengolahan sampah, tetapi bagaimana merubah perilaku masyarakat atasi masalah sampah.

“Semua orang harus bertanggung jawab terhadap lingkungan. Banyak negara telah berusaha untuk mengurangi sampah,” imbuhnya.

Wapres pun memberikan apresiasi kepada masyarakat yang telah membantu bersama-sama dalam mengelola sampah.

“Saya mengucapkan apresiasi pada pihak-pihak yang tadi telah mendapatkan penghargaan karena telah membantu dalam mengolah sampah,” ucap Wapres.

Mengakhiri sambutannya, Wapres berharap kesadaran masyarakat terus meningkat dalam mengatasi persoalan sampah.

“Mudah-mudahan pada masa mendatang, kita semua memaknai berbagai usaha tersebut karena baik atau buruk pengelolaan sampah akan kembali lagi ke kita semua,” pungkas Wapres.

Sebelumnya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini melaporkan, pengelolaan sampah di Surabaya dapat mengurangi 10% sampai 20% sampah yang masuk ke TPA. Ia juga mengungkapkan, warga didorong untuk menata dan mengurangi sampah kurang lebih 300 ton per hari. Pasar di Surabaya juga telah mengurangi sampah antara 30-90 ton per hari. Selain itu sekolah-sekolah juga sudah menerapkan eco-school.

Risma menambahkan, tempat pembuangan sampah terpadu juga sudah dibangun dan telah menghasilkan pupuk kompos tersendiri untuk taman-taman yang tersebar di Surabaya, yang jumlahnya mencapai 121 taman.

“Surabaya juga telah membangun 65 hektar taman yang merupakan eks(bekas) tempat pembuangan sampah,” ungkap Risma.

Selain itu, Risma melaporkan pengolahan sampah telah dapat menghasilkan energi listrik sebesar 6000 watt untuk penerangan taman.

“Surabaya juga akan membangun Green Belt di sekitar taman-taman kota,” lapor Risma.

Sementara, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, sampah merupakan permasalahan yang sangat kompleks. Namun, Surabaya sudah tidak mengkhawatirkan permasalahan tersebut, karena sampah sudah tidak menjadi sampah lagi. Akan tetapi menurutnya, sampah yang dihasilkan per hari masih terhitung banyak dan masih ada sampah yang harus diangkat ke Cileungsi dengan permasalahan ongkos angkut yang masih tinggi.

“Untuk itu Surabaya telah menerapkan program desa bersih dengan berbagai inovasi-inovasi menarik, seperti pinjam uang bayar sampah dan bayar dokter pakai sampah,” jelas Soekarwo.

Pada acara yang mengangkat tema “Mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020”, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, hari ini telah dilaksanakan bersih-bersih sampah di pantai Kenjeran yang diikuti oleh 16.000 personil dan telah mengumpulkan 10.378 ton sampah. Tidak hanya di Surabaya kegiatan itu juga dilakukan di 226 kabupaten/kota diseluruh Indonesia dengan 9.950 fasilitator di daerah.

“Peringatan hari sampah nasional merupakan salah satu penunjang program Indonesia bersih dari sampah yang telah didukung dari berbagai pihak dan diikuti oleh berbagai komunitas,” tutur Siti.

Siti menambahkan, saat ini juga sudah terdaftar 4.450 jumlah bank sampah yang tersebar di seluruh Indonesia, yang mengelola 60 persen sampah organik dan 40 persen sampah plastik.

“Jumlah presentasi sampah plastik juga terus meningkat setiap tahun. Salah satu upaya pengurangan sampah plastik dilakukan dengan pembatasan penggunaan kantong plastik dalam berbelanja,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Siti menekankan, diperlukan dukungan pengelolaan dan pengurangan jumlah sampah dari pemerintah dan juga dukungan dari berbagai kalangan masyarakat dalam rangka reduce, reuse dan recycle sampah untuk mewujudkan Indonesia Bebas Sampah, serta dalam rangka mendukung program internasional dari United Nation (PBB) dalam menanggulangi sampah di dunia.

Acara Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2017 disemarakkan juga dengan penyerahan bantuan secara simbolis oleh Menteri LHK kepada Walikota Surabaya, berupa Motor Sampah, Pusat Daur Ulang (PDU) sampah kapasitas 20 ton per hari dan tempat sampah, kepada Bupati Lamongan, berupa PDU sampah kapasitas 10 ton per hari, dan penyerahan bantuan secara simbolis oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah kepada 6 bank sampah, serta Penandatanganan Prasasti sebagai tanda Peresmian PDU sampah di Jambangan kapasitas 20 ton per hari, dan PDU sampah di Lamongan kapasitas 10 ton per hari.

Selain Ibu Mufidah Jusuf Kalla, hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto. (KIP, Setwapres)