Jakarta-wapresri.go.id Angkutan atau transportasi adalah kebutuhan pokok. Baik buruknya sistem transportasi, tergantung dari dua hal, kelancaran dan keamanan. Saat ini kecepatan tempuh dalam skala kilometer per jam cenderung menurun khususnya di dalam kota, sementara tingkat kecelakaan meningkat.

“Artinya masih banyak hal yang harus kita perbaiki dalam sistem transportasi,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla pada acara Penyerahan Penghargaan Bidang Perhubungan Darat Tahun 2016, di Istana Wakil Presiden, Merdeka Selatan, Selasa (31/1/2017).

Wapres mengungkapkan, menurut data kepolisian, tercatat setidaknya 100.000 kecelakaan terjadi dengan total korban jiwa sekitar 23.000 orang di tahun 2016, atau meningkat sekitar 1000 korban jiwa dari tahun 2015.

Lebih lanjut Wapres menjelaskan delapan faktor penting yang mempengaruhi sistem transportasi, antara lain: jumlah penduduk, jumlah kendaraan, pertumbuhan ekonomi, jenis angkutan umum, investasi, traffic management,  disiplin masyarakat, dan disiplin petugas lalu lintas.

Terkait dengan dinamika jumlah penduduk yang selalu bertambah, Wapres mengimbau agar Pemerintah Daerah mempersiapkan daerahnya masing-masing, karena transportasi umum adalah hak otonomi daerah.

Meningkatnya jumlah penduduk ini, lanjutnya, diikuti dengan meningkatnya jumlah kebutuhan kendaraan yang ada. Selain itu, pertumbuhan ekonomi menjadikan arus barang bertambah. Jika infrastruktur tidak ditambah akan terjadi kemacetan.

“Kalau jumlah penduduk naik, dan kendaraan naik tapi jumlah jalan atau panjang jalan tidak ditambah pasti akan terjadi kemacetan yang panjang, termasuk kualitasnya. Kalau jalan bolong-bolong pasti memperlambat dan pasti potensi tabrakan lebih tinggi, jadi ini semua berpengaruh,” jelasnya.

Jenis angkutan umum, Wapres menekankan, juga perlu diperhatikan. Penggunaan jenis angkutan umum berukuran kecil justru dapat menambah kemacetan, sehingga semakin besar kapasitas angkutan umum yang digunakan akan semakin baik, misalnya bus, monorail, dan kereta api. Hal ini disebabkan karena tidak mudah untuk menambah jalan di dalam kota.

Menurut Wapres, untuk penyediaan transportasi yang baik maka dana yang dibutuhkan tidaklah sedikit, namun masyarakat menginginkan biaya transportasi yang murah. Hal ini menjadi dilemma. Untuk itu, pemerintah berupaya menanggung setengahnya. Wapres berharap, investasi pada angkutan umum dapat didukung swasta sehingga tarif transportasi dapat lebih terjangkau oleh masyarakat. Hal ini akan sangat membantu peningkatan di sektor transportasi.

“Investasi di bidang infrastruktur adalah investasi tanpa henti,” ucap Wapres.

Selanjutnya, traffic management yang baik sangat diperlukan untuk mengurangi kemacetan dan potensi kecelakaan. Wapres mencontohkan pengelolaan lalu lintas yang baik pada pengerjaan proyek mass rapid transit (MRT) di Jakarta.

“Coba lihat pembangunan MRT di Thamrin-Sudirman, tidak menyebabkan kemacetan ternyata, kalau kita bikin itu (akan macet), ini karena orang Jepang yang bikin, bikin manajemen trafiknya bagus. Dihitung di mana duluan dikerjakan, mana belakangan, di mana lewatnya akhirnya tidak ada kemacetan walaupun dipersempit jalan,” jelas Wapres.

Yang terakhir, Wapres menambahkan, perlunya disiplin masyarakat terhadap lalu lintas dan disiplin petugas dalam mengatur lalu lintas.

“Jadi baik buruknya suatu transportasi banyak faktornya, dan faktor itu saling berpengaruh satu sama lain. Ujungnya seperti itu, berapa kecepatan per KM rata-rata jadinya, dan berapa kecelakaan yang terjadi,” ungkap Wapres.

Sebelumnya, dalam sambutannya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, penghargaan ini merupakan rangkaian kegiatan tahunan Kementerian Perhubungan yang telah dilakukan sejak tahun 1992.

Budi berharap penghargaan ini dapat memotivasi seluruh pihak yang terlibat dalam sistem transportasi perkotaan, baik pada sisi pemerintah daerah maupun penyedia jasa.

Penghargaan terdiri dari  penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha kategori provinsi, kabupaten/kota dan penghargaan kepada perusahaan angkutan umum kategori Perusahaan Angkutan Umum Orang Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Angkutan Pariwisata, dan kategori Perusahaan Penyedia Jasa Angkutan Penyebrangan Berkinerja Terbaik.

Dalam kesempatan itu, Wapres menyerahkan Piala Wahana Tata Nugraha Wiratama kepada 11 provinsi pemenang, antara lain Provinsi Jawa Timur, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Sumatera Barat, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Provinsi Sulawesi Selatan, serta dua Piala Wahana Tata Nugraha Kencana kepada Kota Surakarta, dan Kota Denpasar.\

“Saya menyampaikan sekali lagi selamat atas penghargaan ini,” ujar Wapres menutup sambutannya.

Selain Menteri Perhubungan, hadir dalam acara ini Kepala Staf TNI AD Jend TNI Mulyono, para Gubernur, Bupati/Wali Kota, Kapolda, Direktur perusahaan BUMN dan swasta sektor perhubungan darat. Sementara hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi. Infrastruktur, dan Kemaritiman Tirta Hidayat, dan Tim Ahli Sofjan Wanandi. (KIP, Setwapres)