Jakarta-wapresri.go.id. Pemerintah Indonesia berkomitmen membangun iklim investasi yang kondusif bagi investor asing.

“Pemerintah mendukung kerja sama kemitraan, begitu juga investasi di bidang industri, garmen, otomotif dengan Korea namun perlu evaluasi. Oleh karena itu, pemerintah siap membantu serta mendorong pembentukan dan peresmian Dewan Kemitraan Korea-Indonesia di Indonesia,” Ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menerima Ketua Dewan Kemitraan Korea-Indonesia Ahn Hong-Joon di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, pada Kamis, (26/5/2016).

Apalagi, lanjut Wapres, setelah kunjungan Presiden Joko Widodo, Indonesia akan mempertimbangkan kesepakatan kerja sama di bidang dunia usaha Korea, yaitu ekonomi, investasi dan perdagangan.

Dari segi politik, menurut Wapres, Indonesia mendukung dan berharap selalu ada perdamaian di Asia dan Asia Timur sehingga ekonomi dan investasi dapat berjalan lebih baik lagi.

“Karena tanpa ada perdamaian, maka tidak dapat melakukan usaha maupun berinvestasi antar negara,” ujar Wapres.

Menurut Hong-Joon, Republik Korea (Korea Selatan) kaya akan permodalan dan teknologi sedangkan Indonesia memiliki tenaga kerja dan sumber daya alam yang melimpah.

“Sehingga dengan diadakan kerja sama antar negara, dapat saling memenuhi kekurangan masing-masing dan mencapai win-win solution,” ujar Hong-Joon.

Untuk semakin mempererat hubungan persahabatan, Indonesia dan Korea Selatan membetuk dewan kemitraan bersama yang merupakan gabungan antar parlemen dengan tokoh-tokoh dari lintas sektoral. Dewan yang diberi nama Korea-Indonesia Partnership Council (KIPC) diharapkan akan segera diresmikan.

“Kami sangat berharap Pak Wapres dapat segera mendorong diresmikannya dewan kemitraan ini,” pinta Hong-Joon.

Hong-Joon menjelaskan, salah satu inisiator dewan kemitraan ini adalah Ketua DPD Irman Gusman bersama Ketua Parlemen Korsel Chung Ui Hwa yang telah melakukan pertemuan dan pembicaraan sejak tahun 2013.

Selain itu dalam pertemuan itu juga dibahas kemungkinan kerja sama di bidang kedokteran, tenaga medis dan teknologi kedokteran yang menurut Hong-Joon, tidak kalah dengan Amerika atau negara maju lainnya, sehingga ia menyarankan untuk keperluan pengobatan atau medical check up dapat dilakukan di Korea.

Hadir bersama Ahn Hong-Joon delegasi dari Korea-Indonesia Partnership Council (KIPC), Sekjen KIPC Kim Nam-Yong, Staff of National Assembly Secretariat Sung Kyong-Min, Duta Besar Republik Korea Cho Tai-Young, Kepala Bidang Politik Kim Tae-Jin dan Interpreter Heo Young-Soon. (KIP, Setwapres)