Sigi, Palu. Gerhana matahari total (GMT) merupakan fenomena alam. Kapan dan di mana terjadinya sudah diprediksikan oleh para ilmuwan jauh-jauh hari. Hal ini merupakan ilmu pengetahun yang sangat tinggi. Namun, akan sulit dijadikan daya tarik wisata rutin karena fenomena ini jarang sekali terjadi.

“Tapi yang paling penting mereka mengenal Sulteng, Poso, Sigi karena ini pasti jadi perdagangan internasional ‘kan. Jadi bagi kita ini reklame gratis. Apabila kita melayani dan memperlihatkan hal-hal yang indah, itu juga suatu hal yang murah sebenarnya,” ucap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menyaksikan gerhana matahari total di Kabupaten Sigi, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu (9/3/2016).

Wapres merasa bersyukur karena peristiwa GMT ini melewati daerah-daerah di Indonesia. Di Palu sendiri, GMT terjadi tanpa terhalang sama sekali. Sehingga, ia dan maysarakat Indonesia, bahkan wisatawan asing dapat langsung menyaksikannya.

“Ini fenomena alam yang luar biasa dan jarang terjadi. Kita bersyukur tempat ini nyaman, tidak ada terhalang sama sekali. Yang menarik juga karena ilmuwan pada datang dan mereka juga melihat hal yang sangat baik,” jelas Wapres.

Kemudian Wapres mengungkapkan kesannya mendapatkan kesempatan menyaksikan GMT yang jarang sekali terjadi.

“Indah sekali. Matahari yang 150 juta kilometer dan bulan yang jaraknya kurang lebih 40 juta kilometer dapat diketahui posisinya pas dan betul-betul pas. Itu kan kebesaran Allah dalam ilmu pengetahuan manusia yang sangat tinggi. Menitnya juga sudah diketahui,” ungkap Wapres.

Menurut Wapres peristiwa yang dialami saat ini berbeda dengan pengalamannya terdahulu pada tahun 1983, di mana pada waktu itu ia hanya bersembunyi di dalam dan tidak berani menyaksikannya langsung.

“Saya keluar rumah untuk memeriksa, nunduk begini, nggak berani liat ke atas,” kisahnya.

Dalam kesempatan itu Wapres sempat berbicara dengan astronot Andre Kuipers dari European Space Agency. Astronot tersebut pernah dua kali mengelilingi bulan, tahun 2004 11 hari dan tahun 2012 193 hari.

Wapres pun berpesan kepada masyarakat agar fenomena ini tidak perlu ditakuti, karena bukanlah sesuatu yang aneh.

“Jadi jangan terlalu khawatir lagi. Ini bukan hal yang aneh. Bukan mitos, tidak perlu ditakutkan,” pungkasnya.

Selain Ibu Mufidah Jusuf Kalla, Wapres  juga didampingi oleh Menteri PAN dan RB Yuddy Chrisnandi, Menkominfo Rudiantara, Gubernur Sulteng Longki Djanggola dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Andi Eka Sakya. (Romansen)