Jakarta-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla membuka Pertemuan Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa ke-V di Grand Hotel Cempaka Jakarta, Senin pagi (03/07).

Dalam Sambutannya, Wapres mengungkapkan bahwa setiap pertemuan diharapkan dapat menghasilkan pemikiran dan langkah-langkah yang baik untuk kemajuan dan kedamaian umat.

“Pertemuan haruslah dapat dimaknai dengan kerja keras untuk mencapai kemajuan itu sendiri,” ujar Wapres.

Lebih lanjut Wapres menceritakan bahwa beberapa waktu yang lalu, para ulama dari Indonesia, Pakistan, dan Afganistan juga bertemu di Jakarta.

Setelah itu, ada lagi pertemuan para ulama, dan berbagai pertemuan lainnya yang telah dilakukan, termasuk pertemuan kali ini, merupakan yang kelima kalinya.

“Ini berarti begitu banyak pikiran, juga langkah-langkah penting yang telah kita ambil,” ujarnya.

Di kesempatan tersebut, Wapres menyampaikan ungkapan rasa syukurnya bahwa di Indonesia, suasana damai sehingga memberikan kemajuan dalam keberagaman umat Islam.

“Masjid-masjid ramai dikunjungi, khususnya pada bulan Ramadhan, pengajian-pengajian begitu banyak yang berlangsung, kehidupan atau cara warga kita khususnya para perempuan, gadis-gadis semuanya juga sudah lebih banyak yang Islami dari cara berpakaian, dan cara bertindak. Begitu juga kegiatan-kegiatan yang lain, dan semuanya ini menggembirakan,” ungkapnya.

Berbeda dengan negara lain, kata Wapres, bahwa di Asia Tenggara khususnya, masalah konflik-konflik yang melibatkan umat Islam seperti di Myanmar, Thailand, dan Philiphina, semuanya tentu membutuhkan upaya bersama.

“Setiap malam di televisi, kita melihat kesedihan, seperti di Irak, Syria, Yaman, Libia, Nigeria, dan banyak negara lainnya yang menimbulkan kesedihan, dan doa kita agar semua negara tersebut, negara umat tersebut, segera mencapai kedamaian dan kemajuan bersama,” harap Wapres.

Di forum itu, Wapres juga mengingatkan bahwa untuk mencapai kedamaian yang hakiki, dibutuhkan pertemuan-pertemuan yang intensif, hingga terselesaikan masalahnya dengan sempurna.

“Kita tidak bisa menyelesaikannya dengan satu kali pertemuan, tetapi kita butuh pertemuan-pertemuan yang lainnya untuk mencapai kedamaian yang hakiki, karena itulah cara kita untuk memajukan umat kita,” terangnya.

Damai untuk Kemajuan
di Indonesia ini, kata Wapres, banyak perbedaan, tetapi tetap dapat bersatu.

“Memang menjaga persatuan, itu dibutuhkan upaya bersama dari semua pihak,” pesannya.

Untuk itu, Wapres berpesan agar pertemuan ini disamping menghasilkan pembicaraan-pembicaraan, juga merencanakan langkah-langkah yang kuat. “Di Indonesia ini, bagaimana kita menjaga suatu negara yang damai dan bersatu, tetapi bukan hanya di Indonesia,” kata Wapres.

“Tanpa kedamaian, maka tidak mungkin kita mencapai kemajuan,” imbuhnya.

Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negeri yang amat bhinneka.

“Di kepulauan ini ada lebih dari 700 bahasa, ada lebih dari 400 suku bangsa, yang uniknya dari Indonesia bukan hanya keberagamannya saja, tetapi yang unik dari Indonesia adalah persatuan di dalam keberagaman,” ucapnya.

Sementara Ketua MUI Pusat KH Ma’ruf Amin, dalam sambutannya yang berbahasa arab, menyerukan untuk bersatu meski dari negara yang berbeda.

“Persatuan adalah kekuatan bagi umat Islam Indonesia,” ujarnya mencontohkan Indonesia.

Pertemuan yang mengangkat tema “Merajut Ukuwah, Meraih Berkah” ini, diselenggarakan oleh Yayasan al-Manarah al-Islamiyah yang bekerjasama dengan Rabithah Ulama dan Dai Asia Tenggara, dan didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pertemuan ini diagendakan berlangsung selama empat hari dari tanggal 3 s.d 6 Juli 2018, dengan menyajikan beberapa topik yang disampaikan dan dibahas oleh para tokoh ulama dan cendekiawan dari luar dan dalam negeri.

Dalam acara ini, peserta yang hadir lebih dari 500 orang, didominasi oleh para undangan dalam negeri meliputi para ulama, cendekiawan, dai, dan para utusan pimpinan Ormas Islam, seperti MUI, Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Persatuan Islam (PERSIS), Wahdah Islamiyah, Dewan Dakwah Islamiyah, Front Pembekw Islam (FPI), Al Irsyad, Syarikat Islam, An Najat al Islamiyah, Persatuan Umat Islam (PUI), Al Washliyah, Hidayatullah, Gerakan Pemuda (GP) Anshar DKI Jakarta, dan ormas-ormas Islam lainnya.

Turut hadir dalam acara pembukaan tersebut, yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Ketua MUI Pusat KH Ma’ruf Amin, Ketua Dewan Pembina Yayasan Al-Manarah Al-Islamiyah Syeikh Kholid Al-Hamudi, Ketua Ikatan Ulama dan Da’i se-Asia Tenggara Ustadz Zaitun Rasmin, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Syeikh Usamah bin Muhammad Al-Syu’aiby, dan perwakilan dari beberapa negara-negara sahabat.

Hadir mendampingi Wakil Presiden yaitu Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto dan Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Sjahrul Udjud. (AS/RN, KIP-Setwapres).