Jakarta – wapresri.go.id. Universitas Kristen Tentena (UNKRIT) harus terus berbuat baik dan terus mengembangkan kualitas pendidikannya. Oleh karena itu, Pengurus Yayasan dan Universitas, diminta untuk terus membina semua bidang, sehingga kualitas universitasnya meningkat. Demikian pinta Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat menerima kunjungan Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen – Gereja Kristen Sulawesi Tengah (YPTK – GKST) UNKRIT di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa siang, 22/1.
“Bagaimana meningkatkan mutu agar orang di luar Tentena mau belajar dan datang ke UNKRIT,” tegas Wapres.
Lebih jauh Wapres mengungkapkan bahwa universitas itu ibarat suatu restoran, selain memiliki tempat yang strategis, juga menyajikan berbagai macam menu makanan yang paling enak.
“Penting, selalu saya katakan, universitas itu seperti rumah makan. Posisi strategis merupakan hal penting, tapi juga membutuhkan makanan yang enak. Artinya pertahankan mutu maka orang akan datang,” jelas Wapres.
Untuk itu, Wapres juga berharap UNKRIT bisa seperti Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Salatiga yang saat ini diakui kualitas pendidikannya.
“UKSW sendiri adalah universitas Kristen tertua di Indonesia,” terangnya.
Sebelumnya, Ketua YPTK – GKST periode 2007–2017 A.R. Tobondo melaporkan perkembangan aktual mengenai UNKRIT dari program hingga jumlah mahasiswanya.
“UNKRIT memiliki kurang lebih 600 mahasiswa. Dari mayoritas mahasiswa yang beragama Kristen, terdapat 10 mahasiswa Muslim yang tercatat. Mahasiswa non Kristen tersebut tidak dipaksakan mengikuti mata kuliah umum Pendidikan Agama, dan UNKRIT mendatangkan pengajar guru agama Islam,” paparnya.
Selanjutnya, dilihat dari sisi ekonomi, terdapat sebagian mahasiswa yang berasal dari kalangan kurang mampu. Sehingga terkadang beberapa dari mereka tidak mampu membayar uang perkuliahan.
“Pihak Yayasan dan Universitas tidak mempermasalahkan mengenai mahasiswa yang tidak mampu membayar tersebut. Walaupun demikian, dapat disampaikan bahwa banyak alumni UNKRIT yang sudah bekerja serta mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi yang lebih tinggi,” jelas Tobondo.
Menurutnya, sejak UNKRIT berdiri, hampir 100 orang alumni sudah lolos secara murni seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), 2 (dua) diantaranya diterima di Badan Intelijen negara (BIN). Namun, Tobondo menyayangkan, bahwa masih banyak mahasiswa yang lebih tertarik ke Jurusan Kependidikan dibandingkan dengan jurusan Bisnis dan Teknologi.
Selain itu, ia juga melaporkan tentang kendala yang sedang dihadapi oleh UNKRIT. Kendala dimaksud adalah banyaknya dosen pengajar di universitas yang mengundurkan diri dari posisi dosen.
“Hal ini diduga terjadi akibat faktor keuangan serta status sebagai pengajar,” tuturnya.
Tobondo pun sempat menjelaskan, bahwa UNKRIT dapat bertahan hingga kini atas jasa besar Wapres Jusuf Kalla. Untuk itu, pihaknya mewakili Yayasan dan Universitas, menyampaikan rasa berterima kasih kepada Wapres Jusuf Kalla yang dianggap sangat menaruh perhatian baik melalui kehadiran dan pengayomannya.
“2 tahun terakhir ini, UNKRIT dalam keadaan yang mencemaskan, namun Pak Jusuf Kalla selalu mendukung hingga kami dapat terus berjalan,” ungkapnya.
Sementara Ketua Yayasan, O. Lagarinda yang hadir bersama Tobondo, memohon kesediaan Wapres untuk menjadi Dewan Penyantun di perguruan tinggi yang telah berdiri sejak 2008 ini. Karena ketokohan Wapres Jusuf Kalla yang dianggap sebagai tokoh lintas agama, lintas budaya dan lintas kultur.
Universitas Kristen Tentena, lebih dikenal dengan singkatan UNKRIT, adalah sebuah perguruan tinggi swasta Kristen yang terletak di kota Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia. Universitas ini berdiri pada tanggal 1 Mei 2007 dan diresmikan secara langsung oleh Presiden Indonesia saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono.
Universitas ini memiliki 4 fakultas, 8 program studi antara Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial Politik, dan Fakultas Pertanian.
Mendampingi Wapres pada pertemuan tersebut adalah, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto. (GSH/SY-KIP Setwapres).