Jakarta-wapresri.go.id. Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) menerima kunjunganWapres Kedua Afghanistan Mohammad Sarwar Danesh di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis 14/12.

Dalam pertemuannya Wapres JK menuturkan bahwa Indonesia pada prinsipnya siap membantu proses perdamaian sebagaimana yang telah disampaikan dalam HPC

“Indonesia siap membantu sebagaimana disampaikan pada saat pertemuan dengan High Peace Council (HPC),” ujarnya.

Suasana dialog yang sangat akrab itu, JK juga menyebut bahwa kunjungan Presiden Afghanistan, Ibu Negara dan Ketua High Peace Council (HPC) tahun ini sangat penting bagi Indonesia dan menyampaikan rasa terima kasih kepada delegasi Afghanistan yang telah menghadiri Asia Pacific Leaders Forum (APLF) on Open Government pagi tadi dan harapan dapat berkontribusi dalam diskusi.

Di pembicaraan itu, JK sempat menceritakan situasi kerukunan di Indonesia yang memiliki keragaman agama, etnis dan budaya.

Terdapat lebih dari 300 suku bangsa dan bahasa di Indonesia. Bahkan bahasa Indonesia awalnya hanya digunakan di kelompok kecil dan mayoritas muslim (88%). Namun, tidak ada diskriminasi, papar JK.

Sementara itu, Wapres kedua Afghanistan berterima kasih atas penerimaan Wapres RI dan menyampaikan salam dari Presiden Afghanistan.

“Meskipun secara geografis berjauhan, namun Afghanistan menaruh hormat kepada Indonesia dan merasa dekat di hati. Dan kami akan menyambut Wapres RI di Kabul, kata Mohammad Sarwar Danesh.

Sarwar juga memuji keberadaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang diakuinya merupakan pesan penting bagi seluruh negara, termasuk Afghanistan di mana masalah utama adalah saling menghormati di antara berbagai pemeluk agama dan etnis. Dan ia akan menjadikan pengalaman Indonesia mengelola keberagaman menjadi pelajaran penting bagi Afghanistan.

“Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad melalui Piagam Madinah yang menyatukan berbagai suku dan agama serta hak yang sama. Gambaran Islam yang menghormati HAM tersebut dirusak oleh radikalisme dan Afghanistan terkena dampaknya, katanya.

Karena itu, Afghanistan yang menghadapi perang selama 40 tahun menghadapi radikalisme dan terorisme tengah menjalankan kebijakan pemerintah saat ini adalah mengedepankan perdamaian dan mengajak semua kelompok untuk melakukan dialog sebagai satu-satunya solusi bersama.

Dikatakannya, ada tiga hal yang diharapkan Afghanistan dari Indonesia, pertama pengaruh Indonesia sebagai negara Islam yang disegani oleh negara-negara muslim.

Kedua, peningkatan kapasitas, sebagaimana pelatihan polisi dan PNS Afghanistan, dan mengharapkan percepatan pemberian beasiswa (50 mahasiswa Afghanistan sedang belajar di Indonesia).

Ketiga, peningkatan perdagangan dan investasi. Indonesia dapat memanfaatkan lokasi strategis Afghanistan sebagai jembatan ke Asia Tengah, Asia Selatan dan Timur Tengah.
“Hubungan di bidang politik sangat baik, namun hubungan perdagangan masih bisa ditingkatkan. Tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Wapres JK didampingi Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir, Duta Besar RI, Kabul Arief Rachman, Kasetwapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi, Azyumardi Azra, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi Husain Abdullah, Hamid Awaluddin.

Sementara Wapres Kedua Afghanistan didampingi oleh Duta Besa Roya Rahmani, Deputi Kepala Staf Pengawasan Kebijakan dan Investigasi Zesubhan Raouf, Koordinator OGP Khalil Rahman Motawakel (KIP-Setwapres).