Jakarta-wapresri.go.id. Perjalanan organisasi masyarakat (ormas) Islam selalu berubah-ubah, dari ormas, menjadi partai, kemudian menjadi ormas lagi. Sebagai ormas Islam, Persaudaraan Muslimin Indonesia (PARMUSI) diharapkan tidak berpolitik atau menjadi kendaraan politik, melainkan konsisten menjadi ormas yang fokus pada dakwah, sosial, ekonomi, dan pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam anggaran dasarnya.
“Pada minggu lalu saudara Usamah menemui saya dengan pengurusnya untuk mengundang saya hari ini, namun saya kasih syarat baru saya mau datang. Pertama agar jangan mengikatkan hasratnya ke politik dan jangan jadi kendaraan politik, kemudian fokus pada Dakwah bil Hal dan bil Lisan [dakwah dengan perbuatan dan perkataan],” demikian pesan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menghadiri Milad XVII dan Mukernas II PARMUSI, di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Sabtu (1/10/2016).
Lebih jauh Wapres mencontohkan ormas Islam yang berubah menjadi partai, namun kembali menjadi ormas lagi.
“Memang sejarah organisasi Islam di Indonesia bolak balik, putar-putar. Mula-mula Serikat Dagang Islam, Serikat Islam, kemudian bergabung ke Masyumi, kemudian pergi menjadi partai, kemudian kembali lagi menjadi ormas,” tutur Wapres.
“Sama juga NU, ormas Masyumi kembali ke dakwah. PKS, dari ormas ke politik, sama dengan Nasdem, dari ormas ke politik, hampir semuanya,” lanjutnya.
Wapres berharap, dalam melaksanakan tugasnya yakni berdakwah baik dengan perbuatan maupun lisan, Parsumi tetap menanamkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.
“Dalam dunia Islam, kita [Indonesia] selalu mempunyai dua kebanggan, sebagai negara yang jumlah penduduk Islamnya terbanyak di dunia dan Islam yang moderat. Oleh karena itu kita selalu terhindar dari konflik-konflik internal seperti di banyak negara Islam lainnya,” ucap Wapres.
Pada kesempatan yang berbarengan dengan peringatan 1 Muharam 1438 Hijriah ini, Wapres juga menjelaskan sejarah hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah. Namun, yang terjadi saat ini, Wapres mencermati, hijrah yang banyak terjadi adalah perpindahan umat Muslim dari wilayahnya ke daerah di luar karena mencari keamanan atau hidup yang lebih baik.
“Sekarang ini, umat Islam di Irak dan Syria hijrah dari Irak dan Syria ke Eropa demi mencari kesalamatan dan kehidupan yang lebih baik,” ungkap Wapres.
Sebelum menutup sambutannya, Wapres berpesan kembali agar Parmusi tetap konsisten dengan perjuangannya sebagai ormas Islam dan tidak menjadi parpol. Parmusi diharapkan dapat terus bertahan meperjuangkan bidang agama, sosial ekonomi dan pendidikan.
”Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama membangun Permusi ini supaya tidak berputar dari ormas ke partai dan kembali lagi ke ormas. Kita harus kreatif, inovatif dan bekerja keras,” tutup Wapres.
Diawal sambutannya, Wapres mengucapkan Selamat Milad XVII kepada seluruh pengurus Parmusi dan ucapan Selamat Tahun baru Islam 1438 Hijriah yang jatuh pada esok hari.
Sebelumnya ketua umum Parmusi Usamah Hisyam dalam pidatonya memaparkan visi misi Parmusi, yakni mewujudkan masyarakat madani, sejahtera lahir dan batin dalam kehidupan bangsa Indonesia yang diridhoi Allah SWT.
“Dari anggaran dasar Partai Masyumi, Partai Muslimin Indonesia dan Persaudaraan Muslimin Indonesia, saya melihat terdapat tiga dimensi nilai yang diwarisi dan harus kita perjuangkan sesuai tujuan organisasi. Pertama, terlaksananya ajaran Islam dalam masyarakat. Kedua, terwujudnya masyarakat yang Islami, sejahtera dalam spirit kebangsaan NKRI, dan yang ketiga, perjuangan bangsa kita mendapat ridho Allah SWT,” jelas Usamah.
Dalam Mukernas kedua ini, Usamah mengatakan, Parmusi kembali meneguhkan “Conecting Muslim” yang telah dicanangkan pada mukernas sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Parmusi bukanlah organisasi Islam yang ekslusif namun sangat terbuka dari segi sosial maupun kultural.
Pergeseran arah orientasi organisasi dari political oriented menjadi organisasi yang berbasis dakwah, sosial, ekonomi dan pendidikan, menurut Usamah, telah tepat.
“Masalah inilah yang ingin dipersatukan Parmusi sebagai wadah Islam. Parmusi dengan paradigma baru sebagai Connecting Muslim yang berbasis dakwah, sosial, ekonomi, dan pendidikan,” tegas Usamah.
Milad XII dan Mukernas II Parmusi Tahun 2016 ini mengangkat tema ‘Merajut Persatuan Umat, Membangun Bangsa’. Dalam kesempatan tersebut, Parmusi Award diberikan untuk tokoh-tokoh pendiri pergerakan Islam, yaitu Prof. Hamka, Mohammad Nasir, Djarnawi Hadikusumo, Ismail Hasan Natareum, Fisal Baasir, dan Husnie Tamrin.
Acara ini berlangsung tanggal 1-4 Oktober 2016. Lomba puisi cipta Qurani, lomba karya tulis tentang PARMUSI bagi para jurnalis, dan turnamen catur cepat nonmaster mewarnai rangkaian kegiatan ormas yang didirikan pada tanggal 26 September 1999 di Yogyakarta ini.
Mukernas yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam ini diikuti oleh pengurus pusat DPP Parmusi dan Pengurus Wilayah serta Daerah berjumlah 624 orang. Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua Umum MPR RI Hidayat Nur Wahid, Ketua Dewan Kehormatan A.M. Fatwa, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Mantan Panglima TNI Djoko Santoso, dan Ketua Majelis Penasehat H. Bachtiar Chamsyah. (KIP, Setwapres)